4 November 2011 - 22:42 WIB [BBC INDONESIA] Angkatan Laut Israel mencegat dan memasuki dua kapal yang mencoba menerobos blokade atas Jalur Gaza.<<>> 4 November 2011 - 21:45 WIB [BBC INDONESIA] Pemerintah Suriah meminta agar semua warga menyerahkan senjata dan sebagai imbalan akan mendapat amnesti.<<>> 4 November 2011 - 23:04 WIB [Liputan6.com] Lebih dari satu juta hewan yang tersebar di Darfur dan Kordofa Selatan mendapatkan vaksinasi. Hewan yang divaksin antara lain sapi, kambing, unta, kuda, dan keledai. Vaksin ini untuk mencegah kematian akibat infeksi bakteri mematikan seperti antraks.<<>>

Senin, 08 Agustus 2011

Ramalan Sabdo Palon

Sinom :
  1. Pada sira ngelingana,
    Carita ing nguni-nguni,
    Kang kocap ing serat babad,
    Babad nagri Mojopahit,
    Nalika duking nguni,
    Sang-a Brawijaya Prabu,
    Pan samya pepanggihan,
    Kaliyan Njeng Sunan Kali,
    Sabda Palon Naya Genggong rencangira.

    Ingatlah kepada kisah lama yang tertulis dalam buku - buku babad.
    Yakni tentang negeri kesultanan Majapahit.
    Waktu itu Gusti Kandjeng Shri Sultan Brawijaya (V) tengah mengadakan pengajian dengan Gusti Kandjeng Sunan Kalijaga.
    Mereka membahas "Sabdo Palon Naya Genggong".
    Mereka berdua berdiskusi membahas Firman Tuhan YME dan Budi Pekerti mulia/Akhlaqul Karimah.
  2. Sang-a Prabu Brawijaya,
    Sabdanira arum manis,
    Nuntun dhateng punakawan,
    “Sabda palon paran karsi”,
    Jenengsun sapuniki,
    Wus ngrasuk agama Rosul,
    Heh ta kakang manira,
    Meluwa agama suci,
    Luwih becik iki agama kang mulya. 

    Shri Sultan Brawijaya V adalah seorang sultan yang lemah lembut tutur katanya.
    Beliau adalah pembimbing rakyat kawulanya.
    Firman Tuhan menjadi arah tujuan seluruh keinginannya.
    Sekarang pahamlah saya perihal ajaran utusan Tuhan ini.
    Wahai para rakyat kawula yang sangat saya kasihi, ikutilah ajaran yang suci.
    Itu lebih baik karena merupakan ajaran kemuliaan.
  3. Sabda Palon matur sugal,
    “Yen kawula boten arsi,
    Ngrasuka agama Islam,
    Wit kula puniki yekti,
    Ratuning Dang Hyang Jawi,
    Momong marang anak putu,
    Sagung kang para Nata,
    Kang jurneneng Tanah Jawi,
    Wus pinasthi sayekti kula pisahan. 

    Sudah dijelaskan dalam firman Tuhan Yang Maha menetapkan.
    Jangan sampai rakyat kawula tidak menjalankan kesucian ajaran ini.
    Karena ajaran ini adalah keyakinan seluruh cikal - bakal para raja/sultan di Jawa / Nuswantara.
    Juga yang membimbing anak cucu semua sultan di tanah Jawa.
    Jika saya sampai terpisahkan dengan semua itu.
  4. Klawan Paduka sang Nata,
    Wangsul maring sunya ruri,
    Mung kula matur petungna,
    Ing benjang sakpungkur mami,
    Yen wus prapta kang wanci,
    Jangkep gangsal atus tahun,
    Wit ing dinten punika,
    Kula gantos kang agami,
    Gama Buda kula sebar tanah Jawa. 

    Pasti saya akan terpisah pula dari Tuhan YME, ketika pulang ke alam ruhani.
    Oleh karena itu perhatikanlah sabda saya ini.
    Kelak jika saya telah meninggalkan kalian para kawula rakyatku.
    Yaitu jika telah datang saatnya, genap 500 tahun sejak hari ini.
    Saya akan meluruskan ajaran - ajaran yang ada.
    Dengan ajaran yang menjunjung akhlak budi pekerti.
    Dan saya akan sebarkan ke seluruh tanah Jawa/Nuswantara.
  5. Sinten tan purun nganggeya,
    Yekti kula rusak sami,
    Sun sajekken putu kula,
    Berkasakan rupi-rupi,
    Dereng lega kang ati,
    Yen durung lebur atempur,
    Kula damel pratandha,
    Pratandha tembayan mami,
    Hardi Merapi yen wus njeblug mili lahar.

    Siapa saja yang tidak meluhurkan akhlak budi pekerti, akan dihancurkan.
    Mereka akan menjadi santapan bagi cucu - cucu saya.
    Namun yang menetapi berbagai macam kejahatan.
    Mereka tidak akan lega hatinya, sebelum bertempur hingga hancur lebur.
    Saya akan memberikan tanda - tanda sebagai ciri kedatangan mereka ini.
    Yakni sebelum itu, gunung Merapi meletus dan akan mengalirkan lahar.
  6. Ngidul ngilen purugira,
    Ngganda banger ingkang warih,
    Nggih punika medal kula,
    Wus nyebar agama budi,
    Merapi janji mami,
    Anggereng jagad satuhu,
    Karsanireng Jawata,
    Sadaya gilir gumanti,
    Boten kenging kalamunta kaowahan. 

    Laharnya mengalir ke Barat Daya.
    Semua air akan berbau bangkai.
    Saat itulah saya akan datang.
    Demi menyebarkan (kembali) ajaran yang meluhurkan budi pekerti itu.
    Menjelang kedatangan atau pemenuhan janji ini, seluruh alam akan mengerang.
    Sudah menjadi kehendak Tuhan YME, bahwa semua kehidupan akan berganti bergiliran.
    Tidak mungkin diubah lagi, andaikan bisa diubah.
  7. Sanget-sangeting sangsara,
    Kang tuwuh ing tanah Jawi,
    Sinengkalan tahunira,
    Lawon Sapta Ngesthi Aji,
    Upami nyabrang kali,
    Prapteng tengah-tengahipun,
    Kaline banjir bandhang,
    Jerone ngelebne jalmi,
    Kathah sirna manungsa prapteng pralaya. 

    Saat itu hanya kesengsaraan yang muncul di tanah Jawa.
    Pada tahun: Lawon Sapta Ngesthi Aji. Yaitu tahun 1955 masehi.
    Kesengsaraan itu akan seperti deru gelombang pasang.
    Seperti orang sedang menyeberangi sungai.
    Setelah sampai di tengah, tiba - tiba datang banjir bandang.
    Semuanya hanyut tersapu.
    Banyak orang meninggal karena bencana ini.
  8. Bebaya ingkang tumeka,
    Warata sa Tanah Jawi,
    Ginawe kang paring gesang,
    Tan kenging dipun singgahi,
    Wit ing donya puniki,
    Wonten ing sakwasanipun,
    Sedaya pra Jawata,
    Kinarya amertandhani,
    Jagad iki yekti ana kang akarya. 

    Mara bahaya akan datang merata ke seluruh Jawa/Nuswantara.
    Yang demikian itu ditimpakan oleh Tuhan Yang Memberi Kehidupan.
    Maka tidak mungkin ditolak.
    Baik ketika di dunia ini.
    Maupu kelak di akhirat.
    Semua makhluk ciptaan ini, merupakan ayat.
    Bahwa alam semesta ada yang menciptakan.
  9. Warna-warna kang bebaya,
    Angrusaken Tanah Jawi,
    Sagung tiyang nambut karya,
    Pamedal boten nyekapi,
    Priyayi keh beranti,
    Sudagar tuna sadarum,
    Wong glidhik ora mingsra,
    Wong tani ora nyukupi,
    Pametune akeh sirna aneng wana. 

    Macam - macam bencana akan merusakkan tanah Jawa/Nuswantara.
    Orang - orang bekerja, tapi hasilnya tidak mencukupi.
    Para priyayi banyak yang sakit asmara.
    Para pedagang selalu rugi.
    Orang sepertinya rajin bekerja.
    Namun hasilnya tidak berkah.
    Pertanian juga tidak lagi mencukupi.
    Hasilnya banyak yang hilang di hutan.
  10. Bumi ilang berkatira,
    Ama kathah kang ndhatengi,
    Kayu kathah ingkang ilang,
    Cinolong dening sujanmi,
    Pan risaknya nglangkungi,
    Karana rebut rinebut,
    Risak tataning janma,
    Yen dalu grimis keh maling,
    Yen rina-wa kathah tetiyang ambegal. 

    Bumi hilang berkahnya.
    Banyak hama yang datang menyerang.
    Kayu negeri ini akan banyak hilang dicuri orang.
    Keadaan akan lebih rusak lagi.
    Karena orang saling berebut.
    Benar - benar rusak harkat manusia.
    Bila malam hari hujan gerimis.
    Banyak pencarian.
    Siang harinya banyak perampokan.
  11. Heru hara sakeh janma,
    Rebutan ngupaya bukti,
    Tan ngetang anggering praja,
    Tan tahan perihing ati,
    Katungka praptaneki,
    Pageblug ingkang linangkung,
    Lelara ngambra-ambra,
    Waradin saktanah Jawi,
    Enjing sakit sorenya sampun pralaya, 

    Semua orang mengalami gegeran huru - hara.
    Berebut mencari kekayaan.
    Pemerintah tak mau memperdulikan.
    Hati manusia menjadi pedih.
    Tertimpa datangnya bala bencana pagebluk.
    Penyakit tersebar merata di tanah Jawa.
    Pagi sakit sorenya mati.
  12. Kesandung wohing pralaya,
    Kaselak banjir ngemasi,
    Udan barat salah mangsa,
    Angin gung anggegirisi,
    Kayu gung brasta sami,
    Tinempuhing angin agung,
    Kathah rebah amblasah,
    Lepen-lepen samya banjir,
    Lamun tinon pan kados samodra bena. 

    Akibat dari semua bencana ini.
    Banjir akan datang mencemaskan.
    Badai hujan angin salah musim.
    Angin taufan besar mengerikan.
    Pohon - pohon raksasa roboh semuanya.
    Diterpa badai yang mengamuk.
    Sungai - sungai meluap banjir.
    Sehingga bila dilihat nyaris seperti lautan.
  13. Alun minggah ing daratan,
    Karya rusak tepis wiring,
    Kang dumunung kering kanan,
    Kajeng akeh ingkang keli,
    Kang tumuwuh apinggir,
    Samya kentir trusing laut,
    Seia geng sami brasta,
    Kabalebeg katut keli,
    Gumalundhung gumludhug suwaranira. 

    Ombak lautan meluap naik hingga ke daratan atau tsunami.
    Merusakkan kanan kirinya.
    Kayu - kayu banyak yang hanyut.
    Yang hidup di pinggir sungai terbawa sampai ke laut.
    Batu - batu besar ikut tergulung terhanyut.
    Riuh gemuruh suaranya.
  14. Hardi agung-agung samya,
    Huru-hara nggegirisi,
    Gumleger suwaranira,
    Lahar wutah kanan kering,
    Ambleber angelebi,
    Nrajang wana lan desagung,
    Manungsanya keh brasta,
    Kebo sapi samya gusis,
    Sirna gempang tan wonten mangga puliha. 

    Gunung - gunung besar goncang menakutkan.
    Menggelegar - gelegar suaranya.
    Lahar meluap ke kanan - kiri, membenam dan menghancurkan kota, desa, dan hutan.
    Manusia banyak yang meninggal.
    Kerbau dan sapi habis sama sekali.
    Hancur lebur tidak ada yang tertinggal sedikitpun.
  15. Lindu ping pitu sedina,
    Karya sisahing sujanmi,
    Sitinipun samya nela,
    Brekasakan kang ngelesi,
    Anyeret sagung janmi,
    Manungsa pating galuruh,
    Kathah kang nandhang roga,
    Warna-warna ingkang sakit,
    Awis waras akeh kang prapteng pralaya.” 

    Gempa bumi tujuh kali sehari, membuat susahnya hidup manusia.
    Tanah pun terbelah menganga.
    Manusia brekasakan menetapi kedurjanaan.
    Mereka penyebab semua ini.
    Menyeret manusia masuk ke dalam derita.
    Manusia mengeluh di mana - mana.
    Banyak sekali terkena sakit.
    Penyakitnya juga sangat bermacam - macam.
    Banyak yang tidak dapat sembuh dan akhirnya tewas.
  16. Sabda Palon nulya mukswa,
    Sakedhap boten kaeksi,
    Wangsul ing jaman limunan,
    Langkung ngungun Sri Bupati,
    Njegreg tan bisa angling,
    Ing manah langkung gegetun,
    Keduwung lepatira,
    Mupus karsaning Dewadi,
    Kodrat iku sayekti tan kena owah. 

    Jika sudah demikian keadaanya.
    Maka firman Tuhan YME akan menghilang.
    Sekejap saja sudah tidak tampak.
    Ia kembali ke alam limunan.
    Yang akan paling menyesali diri adalah para pemimpin.
    Mereka atak akan dapat berbuat apapun.
    Sama sekali tidak dapat berbicara.
    Tergulung oleh dosa dan kesalahannya.
    Karena menyalahi kehendak Tuhan.
    Namun _sekali lagi_ kodrat itu nyata dan tidak mungkin diubah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar